Sabtu, 01 Januari 2011

Study Kasus ISD ke-3

Turki ingin hubungan baik dengan Israel  

 Serangan atas kapal ini membuat hubungan Turki-Israel renggang

Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu menginginkan pemulihan hubungan dengan Israel yang dingin sejak peristiwa Mavi Marmara.

Namun Davutoglu mengatakan Israel harus terlebih dahulu minta maaf dan memberi kompensasi atas penyerbuan terhadap kapal Mavi Marmara yang berusaha menembus blokade Israel dan menyerahkan bahan bantuan kepada penduduk Gaza.

Pasukan komando Israel menewaskan sembilan warga Turki dalam peristiwa Mavi Marmara Mei lalu, dan sejak peristiwa itu Turki menarik pulang duta besarnya di Tel Aviv.

"Kami berniat untuk berdamai dengan Israel," kata Davutoglu yang berbicara di Istanbul seperti dikutip kantor berita Anatolia.

Dia berbicara sehari sebelum kapal Mavi Marmara kembali ke Istanbul hari Minggu (26/12).

Davutoglu mengatakan sebagai negara yang menjadi mediator dalam upaya perdamaian Israel-Suriah, Turki tidak ingin mempunyai hubungan buruk dengan pemerintah di Tel Aviv.

Mediasi yang dilakukan Turki pada tahun 2008 mendapat pujian dari dunia internasional.

Para pejabat tinggi Turki dan Israel bertemu di Jenewa awal Desember untuk merancang cara memperbaiki hubungan kedua negara.

Namun usulan pemulihan hubungan itu belum disetujui pemerintah Israel.

Sementara itu juru bicara kementrian luar negeri Israel Yigal Palmor mengatakan bukan rahasia bahwa negaranya ingin mempunyai hubungan baik dengan Turki.

Hubungan Israel-Turki mulai renggang sejak Israel melancarkan serangan militer atas Gaza pada bulan Desember 2008.

Turki sebelumnya dipandang sebagai negara mayoritas Muslim yang mempunyai hubungan dengan Israel, sejak kedua negara menandatangani traktat kerjasama militer tahun 1996.

0 comments:

Posting Komentar